Liputan6.com, Jakarta – World Law Group (WLG) Summit 2024 telah diselenggarakan di Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali pada 30 Mei-1 Juni lalu. Kegiatan yang dihadiri oleh lebih dari 100 advokat dari berbagai negara di dunia itu terdiri dari berbagai agenda, di antaranya adalah sesi diskusi selama 3 hari.
Sesi diskusi meliputi sesi pembahasan tentang dampak kebijakan ESG terhadap ketentuan kesepakatan, valuasi, dan audit serta bagaimana menghadapi transisi energi keberlanjutan yang sedang berlangsung di Indonesia, dan mengenai kerjasama antar konsultan hukum dalam mendukung investasi asing untuk masuk pasar Indonesia.
Presiden World Law Group (WLG) Maria Elisa Verri mengatakan, advokat firma hukum memainkan peran penting dalam memastikan bahwa proses penanaman modal asing tersebut bisa berjalan dengan baik.
“Delegasi yang hadir disini mengakui bahwa kebutuhan korporasi global untuk masuk ke pasar Indonesia terus meningkat. Mereka datang dari negara di seluruh dunia, termasuk negara di Benua Amerika Selatan, seperti Argentina, Brazil, dan Chile, tapi juga negara Baltik seperti Latvia dan Polandia,” kata Maria Elisa dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (6/6/2024).
“Selain itu, konferensi ini merupakan kesempatan bagi para delegasi untuk berbagi ide dan mendapatkan informasi terkait perkembangan terkini mengenai regulasi dari sejumlah negara dimana mereka berada,” tambah dia.
Managing Partner Makarim & Taira S Maria Sagrado menyampaikan, di tahun 2024 ini pihanya sangat optimis dengan komitmen Indonesia untuk pembangunan berkelanjutan, dan diversifikasi ekonomi melalui target pembangunan Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur.
Saat ini, pemerintah fokus pada pembangunan infrastruktur dan usaha menarik investasi asing, sehingga menciptakan banyak peluang terutama bagi para profesional hukum untuk bekerja pada proyek inovatif.
“Suatu kehormatan bagi kami untuk menyelenggarakan WLG Summit 2024 dan bekerja sama dengan firma hukum dari berbagai negara untuk memudahkan perusahaan internasional untuk masuk dengan mulus ke pasar Indonesia. Besar harapan kami acara ini bisa turut berkontribusi dalam peningkatan nilai penanaman modal asing di Indonesia,” tuturnya.
Melihat Minat Investor Asing Terhadap Indonesia
Makarim & Taira S menyoroti Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang diminati investor asing dengan nilai penanaman modal asing (PMA) sebesar USD 50,27 miliar 2023 lalu.
BKPM mencatat, bahwa nilai investasi asing ini merupakan penanaman modal asing tertinggi sepanjang sejarah Indonesia. Sejumlah investasi asing yang mengalir ke Indonesia tahun lalu antara lain adalah investasi asing di sektor Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin, dan Peralatannya.
Pada kuartal pertama 2024, Singapura menjadi negara dengan investasi terbesar di Indonesia sebesar USD 4,2 miliar. Hong Kong berada di posisi kedua dengan nilai investasi USD 1,89 miliar dan diikuti Tiongkok di posisi ketiga sebesar USD 1,87 miliar.
Kualitas Pendidikan di Indonesia Berperan Penting dalam Mendorong Laju Pertumbuhan
Hadir dalam WLG Summit 2024, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim menekankan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia menentukan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya.
“Kualitas sumber daya manusia menjadi pertimbangan utama perusahaan multinasional untuk mengembangkan bisnisnya dan masuk ke pasar Indonesia. Kemampuan Indonesia dalam mengakomodasi kebutuhan korporasi akan sumber daya manusia dengan kemampuan tinggi di bidangnya menentukan keunggulan yang ditawarkan Indonesia dibanding pasar lainnya di Asia Tenggara. Tentunya, ini hanya satu aspek dari sekian banyak pertimbangan yang dimiliki perusahaan multinasional ketika akan masuk ke pasar di Indonesia. Terkait kepatuhan aturan yang berlaku di Indonesia, advokat mengambil peran penting untuk memastikan proses mulus dalam berinvestasi di Indonesia,” kata Nadiem.
Investor Singapura Puji Sektor Teknologi RI
Adapun Andrew Ang, Co-Head of Merger & Acquisition Practice, Wong Partnership sepakat bahwa sektor teknologi di Indonesia sangat menjanjikan.
“Investor di Singapura berasal dari pengusaha lokal, besar maupun kecil, dan juga dari perusahaan multinasional yang telah mendirikan kantor pusatnya di Singapura. Mereka menganggap Singapura sebagai pusat keuangan yang stabil di Asia Tenggara dan dengan demikian merupakan yurisdiksi yang menarik untuk memasuki pasar Indonesia. Selain sektor teknologi yang berkembang dan banyaknya talenta wirausaha, investor juga melihat banyak potensi pada sumber daya alamnya. Dari sudut pandang akuisisi, perusahaan-perusahaan Indonesia telah menetapkan kerangka kerja, sistem, dan sumber daya, sehingga memudahkan investor asing untuk berintegrasi,” kata Andrew Ang.
Ia lebih lanjut mengatakan, advokat korporat Singapura yang berpengalaman umumnya mampu mendidik investor di Singapura tentang lingkungan bisnis di Indonesia karena pemahaman mereka terhadap budaya dan peraturan di Tanah Air.
Mereka dapat memberikan gambaran mengenai berbagai aspek yang perlu diperhatikan sehubungan dengan memasuki pasar Indonesia seperti budaya bisnis, peraturan ketenagakerjaan serta uji kelayakan terkait ESG.